![]() |
source: googleimage |
FCTC ini merupakan konvensi internasional pertama tentang pengendalian tembakau, di launching taun 2005, dan sekarang sudah 168 negara ikut meratifikasi FCTC ini, bahkan Timor Leste negara muda di Asia pun udah meratifikasi. Indonesia??? Geleng kepala.
Padahal sudah jadi tugasnya pemerintah buat melindungi segenap rakyatnya. Aku ga mau panjang lebar komentar tentang efek negatif rokok bagi kesehatan, banyak akses buat tau detil efek negatif merokok.
Dan menurutku penduduk Indonesia sudah tau ttg dampak negatif merokok, tapi karena itu ga langsung kasih efek dalam jangka waktu yang singkat jadi ya terus aja ngrokoknya. Wong enak....
Dari browsing2 berita sekitar masalah ratifikasi ini, alasan utama kenapa pemerintah belum "berani bertindak". Ternyata beberapa kementerian dan organisasi menolak ratifikasi FCTC,
Keberatan itu berasal dari Menteri
Perindustrian, Menteri Perdagangan, serta Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi. Adapun surat keberatan dari organisasi antara lain dari
Pimpinan Pusat Federasi Serikat Pekerja Rokok Tembakau Makanan Minuman,
Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia, Forum Komunikasi Pekerja/Buruh
Rokok Tembakau Indonesia, Asosiasi Petani Tembakau Indonesia, dan
Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia.
Dan beberapa alasan yang dicantumkan dalam surat itu kurang kuat untuk jadi justifikasi penolakan FCTC.
Pemerintah sebaiknya menggunakan fakta yang valid, dari hasil survey, report ato penelitian untuk menggodok dan sebagai pertimbangan masalah ini. Kalau kata beberapa pihak yang menolak FCTC ini, FCTC mengancam berjuta-juta pekerja di industri rokok. Hal kayak gini yang kudu dikaji detil, karena jumlah ini dibesar2kan, faktanya tidak sebesar itu. Detil masalah ini ada di buku "Bunga Rampai Fakta
Tembakau dan Permasalahannya di Indonesia Tahun 2012" yang diterbitkan
"Tobacco Control Support Center"-Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat
Indonesia (TCSC-IAKMI).
Tau ga sih, tanpa FCTC ato regulasi yang jelas.... Indonesia jadi negara sasaran empuk industri rokok. Mereka yang ada dibalik semua masalah ini. Perusahaan2 rokok berjaya banget di negri kita, dan mereka uda ngebangun image dengan CSR2nya, sponsorhip acara2 olah raga, band, acara seni dsb bahkan juga sponsor beasiswa pendidikan. Pengusaha-pengusaha rokok meraup keuntungan yang luar biasa dengan investasi di Indonesia. Regulasi yang kendor, harga bahan dasar yang murah, bayaran tenaga kerja yang murah dan konsumen utama produk ini semua ada di negara kita. Bener-bener surga buat pengusaha! Tapi coba kita liat gimana realita kondisi petani tembakau ataupun pekerja di industri rokok ya kondisinya seperti itu aja kan, berbeda sekali dengan pengusaha, penanam modal dan pekerja profesional di sektor ini yang dapat keuntungan berkali-kali lipat.
Aku memposisikan diri sebagai penduduk minoritas di Indonesia yang tidak merokok, dan aku juga punya hak asasi yang ingin kuperjuangin. Aku butuh masa depan untuk bangsaku.....
Udara bebas racun yang bisa ngebebasin anak cucu dari penyakit2 karena rokok. Kondisi Indonesia tanpa regulasi yang ketat tentang merokok bakal kasih masa depan suram buat anak cucu kita.
Masa kecilku kuhabiskan di dalam keluarga di mana Bapak merupakan perokok berat.
Berat lho... aku ga main-main dengan kata berat, soalnya dulu dinding rumah penuh dengan bungkus rokok.
Dulu kami tinggal di rumah Nenek yang semi permanen, dindingnya dari kayu yang ada celah di permukaan dindingnya, dan bapak punya ide iseng menata bungkus rokok G****g G***m kretek bekas di dinding rumah. Dan dinding itu penuh bungkus rokok!!!! Bahkan ga selapis aja lho, ada bagian yang dua lapis plesteran bungkus rokok. Kayak wallpaper merah biru di sekeliling rumah, ujung ke ujung, atas ke bawah full. Gila kan!!!!
Perokok itu tau kalau merokok itu gak sehat, tapi peduli amat wong efek negatifnya gak langsung keliatan saat itu juga. Jadi waktu aku kecil karena sering liat Bapak ngerokok pasti bikin penasaran kan? Tapi bapak bilang ke anak2nya kalo kita gak boleh ngerokok, sedang bapak sendiri ngerokoknya kayak kereta api.
Lalu apa yang terjadi? Entah lupa detilnya, tapi bapak waktu itu sakit dan konsul ke dokter. Dokter ngasih warning buat berhenti ngerokok kalau engga bakal nimbulin efek yang lebih buruk ke kesehatan bapak.
Setelah ngerasain sendiri efek negatif merokok, akhirnya bapak bisa berhenti ngerokok.
Perjuangan bapak biar bisa berhenti merokok bener2 berat, bangga aku.... ngelihat bapak berhasil ngalahin racun yang namanya rokok!!!!!!
Cerita lain itu tentang rokok, banyak sindiran negatif dari temen2 perokok ketika aku bilang ngerokok itu banyak negatifnya dari segi kesehatan. Mereka sebenernya udah tau itu dan ga peduli amat ama efeknya. Wong coba diliat sekarang, masih seger buger gini kok kata beberapa temen. Dan mereka justru mencibir...."sok sehat lo! dsb", kalo udah begitu aku milih diem aja.
Nah ternyata di situ aku baru sadar kalo di Indonesia, non-perokok itu adalah kaum Minoritas!!!!
Jadi kapan pemerintah Indonesia bisa bertindak lebih tegas?
Hmm.... entahlah....., mosok harus nunggu korban yang lebih banyak buat bikin pemerintah kita jadi tegas???
Kita doakan yang terbaik buat negara kita
![]() |
source: googleimage |
Salam lesu,
PA
Comments
Post a Comment